Akar wangi merupakan Tanaman Herbal
Informasi Umum
Akar
Wangi (Vetiveria zizanioides, syn. Andropogon zizanoides)
famili : Gramine atau rumputrumputan
Daerah asal : India.
sekeluarga dengan Serai atau
Padi.
Akar Wangi merupakan tanaman
herbal adalah tanaman kasar tegak, berumbai abadi, tingginya 1 sampai 2
meter tinggi, mempunyai akar yang berserat berbau harum. Daunnya teratur dua
baris, panjangnya sekitar 1 meter lebar 1 cm atau kurang, dan melipat.
Malai-nya tegak, mempunyai cabang-cabang yang ramping, berwarna ungu atau
kehijauan, panjang sekitar 20 cm, cabang-cabang yang ramping, menyebar atau
keatas,pankang 5 sampai 12 cm.
Tumbuhan ini dikenal orang sejak
lama sebagai sumber wangi-wangian. Aroma wangi ini berasal dari minyak astiri
yang dihasilkan pada bagian Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal
sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti
batik dan keris.
Tumbuhan ini merupakan komoditas perdagangan
minor namun cukup luas penggunaan minyaknya dalam industri wangi-wangian.
Di Indonesia.Negara
yang mengusahakan secara komersial untuk kepentingan penyulingan hanya
Indonesia, khususnya P. Jawa. Ada sebagian kecil juga di Kepulauan Reunion.
Akar
wangi dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti : useur (Gayo),urek
usa (Minangkabau), hapias (Batak), narwastu atau usar (Sunda), larasetu (Jawa),
karabistu (Madura), nausina fuik (Roti), tahele (Gorontalo), akadu (Buol), sere
ambong (Bugis), babuwamendi (Halmahera), garamakusu batawi (Ternate),
baramakusu butai (Tidore).
Beberapa negara yang
mengusahakan tanaman akar wangi : Brazil, India, Haiti, Kepulauan Reunion,
Honduras, Guatemala, Meksiko, Dominika.
Dalam perdagangan
minyak akar wangi hanya dikenal dua nama, yaitu java vetiver oil (asal P.
Jawa) dan reunion island vetiver oil (asal Kep. Reunion).
Syarat tumbuh
dan Budidaya
Di
Indonesia tanaman akar wangi dijumpai di Garut (daerah penghasil utama minyak
akar wangi), Wonosobo, Pasuruan dan Lumajang.
Ditanam
dengan sistem monokultur atau tumpangsari. Toleran tumbuh diketinggian 500 –
1.500 m dpl, curah hujan 1.500 – 2.500 mm per tahun, suhu udara lingkungan 17 –
27o C . Membutuhkan sinar matahari yang
cukup dan lahan terbuka atau tidak terlindung oleh tanaman lain. Kondisi lahan
terbaik adalah tanah berpasir atau daerah aliran abu gunung berapi pada
lereng-lereng bukit karena akar tanaman akan mudah dicabut pada saat panen
sehingga akar tidak ada yang tertinggal.
Waktu
penanaman setiap saat sepanjang tahun, namun yang terbaik adalah di awal musin
hujan. Pemangkasan dilakukan pada saat usia tanaman 6 bulan untuk meningkatkan
hasil sampai 10 %.
Pemanenan
dapat dilakukan setelah tanaman berumur 8 bulan, namun untuk memperoleh jumlah
akar yang maksimum dan mutu minyak yang tinggi maka pemanenan sebaiknya
dilakukan setelah tanaman mencapai umur 14 bulan – 16 bulan. Jika terlalu tua
maka kandungan minyak atsiri akan mulai menurun.
Cara
memperbanyak dengan biji, memisahkan anak rumpun atau memecah akar tinggal yang
telah bertunas
Hasil
panen per hektar rata-rata sekitar 15 - 20 ton basah.
Pasar
Minyak akar wangi
Dari
Indonesia terutama P. Jawa telah menjadi pengekspor minyak akar wangi sejak
sebelum perang dunia II yang ditujukan terutama ke Jerman, Perancir, Inggris.
Dewasa ini selain ke Eropa juga di ekspor ke USA, Jepang dan Singapura.
Dewasa
ini kebutuhan minyak akar wangi dunia mencapai sekitar 300 ton setiap tahun,
Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 20 % saja. Beberapa Negara pembeli
minyak akar wangi Indonesia adalah AS, Jepang, Singapura, Malaysia, Pakistan,
Swiss, India, Inggris, Perancil, Belanda dan Spanyol.
Mutu
Minyak Akar Wangi
Persyaratan mutu minyak akar wangi
(Indonesia – SP-8-1985) :
•
Warna : Kuning pucat sampai coklat
kemerahan
•
Berat jenis pada 25o C : 1,515 – 1,530
•
Bilangan ester : 5- 25
•
Bilangan ester setelah asetilasi : 100 –
150
•
Kelarutan dalam alkohol 95 % : 1:1 dan
seterusnya, jernih
•
Alkohol tambahan : negatif
•
Minyak lemak : negatif
•
Minyak pelikan : negatif
•
Rekomendasi untuk bau : segar dan khas
minyak akar wangi
•
Rekomendasi untuk putaran optik : 17o –
46o
Persyaratan mutu minyak akar wangi
menurut Essential Oil Association of USA (EOA) :
• Penampilan dan bau : cairan tidak gelap,
berwarma coklat sampai coklat ke merahan, dan bau aromatis
•
Berat jenis pada 25o C : 0,984 – 1,035
•
Putaran optik : 15o – 45o
•
Indeks bias pada 25o C : 1,5200 – 1,5280
•
Kelarutan dalam alkohol 80% : larut
dalam 1 – 3 volume, seterusnya terjadi opalensi
Kegunaan
minyak akar wangi
- Banyak digunakan sebagai bahan baku kosmetik, parfum, dan bahan pewangi sabun.
- Minyak akar wangi mempunyai bau yang menyenangkan, keras, tahan lama, dan disamping itu juga berfungsi sebagai zat pengikat bau (fixative)
- Karena sifatnya yang susah menguap maka digunakan sebagai pengikat minyak wangi lain dalam satuan parfum agar wanginya tahan lama.
- Akar Wangi sebagai pendingin, merangsang untuk mengeluarkan keringat, diuretik emmenagogue, tonik refrigeran, dan stomachic.
·
Akar wangi juga dapat digunakan
untuk mengusir serangga .bahkan ramuan akar wangi dapat digunakan sebagai obat
kumur serta obat gosok.
- Minyak akar wangi juga digunakan untuk penyedap rasa.
Pengobatan
herbal
Dalam pengobatan Herbal, akar wangi
dapat untuk mandi tonik, nyeri otot dan mengobati kutu. akar wangi berguna
sebagai lithotripic untuk melarutkan atau menghancurkan batu ginjal,
menghilangkan rasa haus, pengobatan peradangan, iritasi jerawat dan perut,
serta pengobatan demam.
Rebusan akar wangi untuk pengobatan
saraf dan melancarkan peredaran darah.
Proses
produksi dan perbaikan mutu minyak akar wangi
Proses
peroduksi minyak akar wangi dilakukan dengan penyulingan, baik dengan uap
maupun uap yang bertekanan tinggi. Rendemen rata-rata minyak akar wangi 1,5%
Kandungan Zat pada Akar Wangi
Akar Wangi juga sebagai obat
herbal minyak akar wangi memiliki kandungan berbagai zat yaitu: vetivenes,
vetivenol, asam vetivenic, asetat vetivenyl dan senyawa sejenis lainnya.
Beberapa studi yang telah dilakukan
antara lain sebagai antihipertensi atau antispasmodic. Skrining fitokimia yang
dilakukan menghasilkan fenol, saponin, tanin, dan terpena yang mungkin
bertanggung jawab atas vasodilator, cardiodepressant dan efek antispasmodik.
Sebagai anti-inflamasi, menunjukkan bahwa serotonin, histamin dan prostaglandin
biosintesis mempunyai fungsi anti inflamasi. Sebagai penolak racun rayap,
ditemukan melalui isolasi nootkatone yang signifikan sebagai penolak racun
rayap, efektif pengusir bahan beracun baik sendiri atau sebagai tambahan
substrat lain.
No comments:
Post a Comment